Breaking News

Bantu Perbaiki Motor Dakwah yang Rusak Parah

Satu bulan berlalu sejak pengiriman kafilah dakwah Ponpes Salman Peduli (Pos Peduli) kloter pertama. Lantas bagaimana kabar dakwah mereka?

Sebanyak delapan orang santri Ponpes Salman Al-Farisi, bertugas menjadi dai di lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Tiga orang dai; Muhammad Hisyam, Ihsan Khoiruddin dan Salman Fidinillah bertugas di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro. Sementara lima orang lainnya; Ilyasa Syamil, Tholhah Ghulam, Alawy Fathchi, Dawud dan Shiham Al Asybal bertugas di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari.

Kegiatan para dai sehari-hari adalah mengajar TPA di desa tersebut. Di Desa Sumbermujur ada sekitar 30 orang anak yang belajar mengaji di TPA Mushalla Al-Qoriyah.

Ibu Hj. Alwi tokoh masyarakat Desa Sumbermujur menyambut para dai dengan tangan terbuka. Ia berterima kasih, para dai bisa mengajar murid-murid TPA di mushalla yang dikelolanya.

Hal senada juga disampaikan Ibu Poniti, selaku pengajar TPA Dusun Sumberlangsep, dusun terisolir akibat jembatan penghubung antar desa ambrol diterjang lahar dingin erupsi Semeru.

“Kulo matur suwun sanget atas semuanya. Santri sangat luar biasa ustadz, sehingga banyak kegiatan-kegiatan yang diinginkan warga di sini,” kata ustadzah Poniti, Senin (24/1/2022).

“Semoga para santri selalu diberi kesehatan lahir dan batin. Karena kegiatannya di sini selalu padat,” imbuhnya.

Alhamdulillah, warga merasa dengan hadirnya para dai, banyak membantu kegiatan keagamaan di desa mereka. Selain mengajar TPA,  para dai juga sering diundang untuk mengkhatamkan Al-Qur’an dan menjadi pembicara dalam kajian orang dewasa.

Kendala di Lapangan

Syamil dan Ghulam, selain bertugas di Dusun Sumberlangsep, juga harus wara wiri mengajar TPA di desa lain. Lokasi tersebut terletak di Masjid Al-Huda, Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh.

Tiga hari dalam seminggu, Syamil dan Ghulam menjumpai anak-anak TPA di lokasi terdampak erupsi Semeru. Jaraknya sekitar 15 Km, yang ditempuh dengan kendaraan bermotor.

Namun, kegiatan belajar mengajar mengalami kendala yang sulit. Sebab motor butut yang mereka kendarai mengalami rusak parah. Hal ini terjadi lantaran mereka harus melewati kondisi jalan yang terjal dan berbatu. Sehingga membutuhkan perjuangan keras menembus rintangan dengan motor tersebut agar bisa tiba di lokasi.

Untuk itu diperlukan biaya perbaikan motor yang rusak agar bisa digunakan kembali berdakwah para dai. Bagi kaum Muslimin yang ingin membantu program kafilah dakwah di lokasi terdampak musibah bisa melalui Rekening BSI 5000440002 atas nama Salman Al-Farisi Peduli. Untuk informasi bisa menghubungi admin Pos Peduli ke 0823 9800 5800.

Check Also

Sesilina Dhiya, Santriwati pertama Hafal Qur’an di desa Harjosari.

Karangpandan, 29 Agustus 2024 – Sesillina Dhiya Ariyanto, santriwati tahun ke-6 dari Pondok Pesantren Salman …