Pondok Pesantren Salman Al-Farisi menjadi tuan rumah kegiatan rutin pertemuan pondok-pondok pesantren se-Jawa Tengah yang berbasiskan mulazamah. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Kamis (27/01/2022) di Aula Masjid Darul Anshar, Komplek Ponpes Salman Al-Farisi, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah.
Acara bertemakan “Manajemen Pendidikan Berbasis Mulazamah” rutin diadakan pada hari Kamis keempat setiap bulannya, yang digelar dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Diikuti berbagai pondok pesantren dengan puluhan peserta yakni para kiai, ulama dan asatidz yang mewakili lembaganya.
“Acara ini adalah Multaqo Ma’ahid Mulazamah, majelis rutin bulanan setiap hari Kamis keempat. Biasanya siang sampai sore atau sore sampai malam. Tempatnya bergilir dari satu pesantren ke pesantren yang lainnya. Dan majelis itu adalah majelis terbuka, siapa pun perwakilan ma’ahid yang ingin mengikutinya boleh sekali pun tidak mengusung sistem mulazamah. Tetapi kami akan memperkenalkan mulazamah bagi mereka yang tidak memakai sistem mulazamah,” ujar Ustadz Sanif Alisyahbana, Lc. selaku Mudir Ponpes Salman Al-Farisi, Jum’at(28/01/2022).
Ustadz Sanif juga menjelaskan bahwa konsep pendidikan mulazamah fokus terhadap satu pembelajaran kitab. Kemudian belajar secara urut dan yang paling penting adalah bertemu dengan guru secara terus menerus.
“Mulazamah itu adalah suatu konsep klasik dalam menununtut ilmu yang dipraktekkan sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terun temurun hingga masa kita sekarang dengan banyak ciri-cirinya dan salah satunya adalah belajar kitab secara tuntas. Kemudian belajarnya urut sesuai dengan tahapan atau urutan yang benar. Mulazamah adalah fokus dengan satu pembelajaran dan yang paling pokok adalah belajar dengan bertemu kepada guru secara berkesinambungan,” jelas Ustadz Sanif.
Pondok Pesantren Salman Al-Farisi sendiri telah menerapkan kurikulum mulazamah. Sebab, konsep pembelajaran tersebut telah teruji dalam dunia pendidikan Islam.
“Alasan kami menjadikan pondok ini berbasis kurikulum mulazamah, yang pertama adalah mujarrab (sudah teruji). Dulu para ulama bisa sukses bahkan bisa menguasai lebih dari satu bidang karena belajar dengan cara ini. Penguasaan ilmu di dada tidak mengandalkan catatan. Juga karena mulazamah lebih simpel,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Ustadz Sudarisman Ahmad, Lc. perwakilan dari Ponpes Darusy Syahadah, Boyolali. Menurutnya, mulazamah adalah Sebuah konsep yang diterapkan oleh para ulama terdahulu yang terbukti melahirkan kader ulama berikutnya.
“Jika kita ingin melahirkan orang-orang seperti mereka dalam sisi keilmuan dan lain-lain maka kita seharusnya mengikuti cara-cara mereka yang sudah terbukti. Tidak perlu dengan cara yang lain-lain yang belum teruji,” katanya.
Sementara itu, Ustadz Muhammad Kholil mewakili Ponpes Darussunnah, Sragen, mengungkapkan keberhasilan konsep mulazamah sangat berkaitan dengan guru, murid dan waktu yang tepat.
“Kunci mulazamah yang berhasil sangat berkaitan dengan guru dan menyesuaikan dengan murid, setelah itu waktu. Mulazamah bukan cara belajar yang sebentar jadi butuh waktu yang lama,” tuturnya.
Dengan menerapkan konsep mulazamah yang dicontohkan para salafus shalih, diharapkan bisa mengembalikan kejayaan Islam di akhir zaman.
“Mudah-mudahan kita bisa mengembalikan kembali sistem pendidikan yang berbasis mulazamah sebagaimana para salafus shalih lahir dan menjadi ulama yang rabbani. Sehingga, bisa mengembalikan esensi agama ini yang nantinya ketika diterapkan sesuai dengan asalnya, maka akan mendatangkan kembali kemenangan untuk umat Islam di akhir zaman, insya Allah,” ujar Ustadz Azhanurrahman, pengasuh Ponpes Mutiara Al-Qur’an.
Kegiatan Multaqo Ma’ahid Mulazamah, pada dasarnya untuk mempererat ukhuwah antar pesantren. Di siamping itu, juga wadah untuk berdiskusi, saling berbagi pengalaman, mengembangkan metode mulazamah dan ta’awun dalam rangka membangun pendidikan yang berkualitas.