PP SALMAN AL-FARISI – Jika melihat dalam sejarah, para penghafal Al-Qur’an memilki kedudukan penting. Tak hanya Imam dalam shalat, tapi mereka juga sebagai pemimpin delegasi atau pasukan.
بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بَعْثًا وَهُمْ ذُو عَدَدٍ فَاسْتَقْرَأَهُمْ فَاسْتَقْرَأَ كُلَّ رَجُلٍ مِنْهُمْ مَا مَعَهُ مِنَ الْقُرْآنِ فَأَتَى عَلَى رَجُلٍ مِنْهُمْ مِنْ أَحْدَثِهِمْ سِنًّا فَقَالَ « مَا مَعَكَ يَا فُلاَنُ ». قَالَ مَعِى كَذَا وَكَذَا وَسُورَةُ الْبَقَرَةِ. قَالَ « أَمَعَكَ سُورَةُ الْبَقَرَةِ ». فَقَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَاذْهَبْ فَأَنْتَ أَمِيرُهُمْ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasulullah mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu utusan itu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada salah seorang sahabat (utusan) yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kamu hafal? Ia menjawab, ”Aku hafal surat ini… surat ini… dan surat Al-Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al-Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Sahabat tersebut menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).
Salim Maula Abi Hudzaifah, awalnya adalah budak belian. Ia kemudian dibebaskan dan menjadi mulia karena hafalan Al-Qur’an di dadanya. Salim pernah mengimami para sahabat muhajirin seperti Abu Bakar, Umar, Zaid dan lain-lain di Masjid Quba, masjid pertama yang didirikan kaum Muslimin.
Begitu indahnya bacaan Salim, ia pun didaulat sebagai pengajar Al-Qur’an. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اسْتَقْرِئُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ، فَذَكَرَ ابْنَ مَسْعُوْدٍ، وَ سَالِمًا مَوْلَى أَبِيْ حُذَيْفَةَ، وَ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ، وَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ
Ambillah bacaan al-Qur’ān dari empat orang. Lalu beliau menyebut Ibnu Mas‘ūd, Sālim maulā Abī Ḥudzaifah, Ubai bin Ka‘b, dan Mu‘ādz bin Jabal. (HR Bukhari – Muslim).
Salim sang pengahafal Al-Qur’an bukan sekedar imam masjid, beliau juga pemegang panji kaum Muslimin di medan jihad. Begitu teguhnya Salim, ia pun menjemput syahid dalam pertempuran Yamamah, saat menumpas nabi palsu Musailamah Al-Kadzab dan pengikutnya.
Barangkali, fakta sejarah di atas menjadi insiparasi umat Islam di Palestina. Kaum Muslimin yang hidup di negeri terjajah itu, bukan hanya membentengi dengan senjata, tetapi juga Al-Qur’an. Hingga kini ribuan penghafal Al-Qur’an lahir di Gaza, Palestina. Sebuah wilayah yang bertahun-tahun mengalami blokade, hingga berjuluk penjara terbuka terbesar di dunia.
Walaupun terjajah, mereka hidup mulia dengan Al-Qur’an. Benarlah Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR. Muslim).
Syaikh Abdurrahman Yusuf Al-Jamal, salah seorang ulama Palestina mengungkapkan, Al-Qur’an memiliki peran penting bagi rakyat Palestina. Pimpinan Yayasan Darul Qur’an Al-Karim was Sunnah di Gaza itu optimis, bahwa kelak para penakluk yang mampu membebaskan Al-Aqsha adalah para penghafal Al-Qur’an.
“Al-Qur’an Al-Karim dengan izin Allah adalah sebab datangnya kemenangan dan pembebasan. Halaqah Tahfizh Al-Qur’an memilki dampak besar dalam permalasahan Palestina dan dalam misi pembebasan Masjid Al-Aqsha yang penuh berkah,” kata ulama yang berjuluk Bapak Penghafal Al-Qur’an di Gaza itu, dalam sebuah wawancara beberapa tahun silam.
Hal senada juga disampaikan salah seorang relawan kemanusiaan asal Indonesia yang tinggal di Gaza, Abdullah Onim. Para mujahidin di Gaza adalah para penghafal Al-Qur’an.
“Sampai hari ini, saya belum diterima untuk bergabung dalam pasukan. Karena salah satu syaratnya yaitu memiliki hafalan Alquran minimal 15 – 17 juz. Jangan mimpi jika tidak punya hafalan Quran sebanyak 15-17 juz,” tutur pria berdarah Maluku yang mendirikan lembaga tahfizh Darul Qur’an di Gaza ini.
Rakyat Palestina kini tengah dizalimi secara brutal penjajah Zionis. Subhanallah, meski dibantai, dibombardir, rumah mereka luluh lantak, tetapi Umat Islam di Palestina tetap teguh bertahan dan berani melakukan perlawanan, tak lain karena di dada mereka tersimpan Al-Qur’an.
Kita doakan semoga para kaum Muslimin di Palestina meraih kemenangan dan membebaskan Masjid Al-Aqsha, qiblat pertama umat Islam.