Allah ta’ala berfirman:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (Al-Baqarah: 45)
Orang yang khusyuk akan menikmati shalatnya dan merasa nyaman dengan munjatnya. Tetapi apabila bencana kelesuan menimpanya sehingga ia menjauhi kekhusyukannya, maka kekhusyukan pun menjauhinya.
Shalat adalah ibadah yang sangat berat. Dan bila seseorang dapat khusyuk maka akan terasa ringan. Sebab khusyuk meringankan beban shalat itu sendiri.
Bahkan khusyuk bisa mengubah shalat menjadi sebuah kelezatan dan kesenangan seperti sabda Nabi shalallahu alaihi wassalam:
“Dan kesenanganku ditempatkan dalam shalat.” (Ahmad dan An-Nasai)
Sahabat Urwah bin Zubair radhiyallahu anhu adalah salah satu contoh manusia yang dapat menikmat shalat seolah-olah ia tenggelam dalam surga keluar dari dunia. Saat itu, kaki Urwah bin Zubair hendak diamputasi karena kanker ganas yang menggerogoti. Ia meminta diamputasi dalam shalat dan ketika tampak ia telah khusyuk.
Maka diirislah tumitnya dengan pisau tanpa sedikitpun ia menoleh. Hingga ketika telah menyentuh tulang, digunakanlah gergaji sementara Urwah tidak juga menoleh.
Kemudian diolesi dengan minyak mendidik lalu pingsan sesaat. Setelah siuman ia bertanya, “Apakah kalian sudah selesai?”
Urwah bin Zubair tidak merasakan sakit sedikitpun dalam shalat. Seperti janji firman Allah:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.”
Artinya, apapun masalah yang menimpa kita, jadikan shalat sebagai penolong untuk meringankannya. Wallahu alam bishawab.