Keagungan suatu amalan bisa dari jenis amalan tersebut. Dari sononya memang ditetapkan sebagai amalan yang agung, misalnya puasa. Allah ta’ala telah menetapkan puasa sebagai ibadah yang agung dalam hadits Qudsi:
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ ، فَإِنَّهُ لِي ، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي ) رواه مسلم
Allah ta’ala berfirman: Kecuali amalan puasa. Amalan tersebut untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalas puasanya.” (Muslim)
Pengetahuan ini penting sebagai pengantar, bahwa terdapat ibadah-ibadah yang secara asal dicintai Allah ta’ala seperti puasa. Kedudukannya sama dengan tilawah Al-Quran, secara asal juga dicintai oleh Allah. Jadi puasa dan tilawah merupakan dua ibadah yang secara asal dicintai Allah.
Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah , seorang imam yang agung mengatakan: ”Ibadah paling agung di sisi Allah adalah tilawah Al-Quran dalam shalat.”
Dapat disimpulkan, level ibadah tertinggi adalah tilawah Al-Quran dalam shalat, level kedua adalah tilawah Al-Quran diluar shalat, level ketiga puasa sedangkan level keempat adalah zikir.
Lalu bagaimana bila seseorang melakukan tilawah dalam shalat saat dia puasa? Tentu saja dia mendapatkan kenikmatan yang sangat-sangat agung karena mengumpulkan berbagai macam ibadah teragung dalam satu waktu di bulan Al-Quran.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran.” (Al-Baqarah: 185)
Para sahabat sangat mengenal bulan ramadhan sebagai bulan Al-Quran. Mereka membersamai Rasulullah shalalallahu alaihi wassalam yang melakukan setoran hafalan kepada Jibril alaihissalam ketika i’tikaf. Bahkan saat ramadhan terakhir sebelum beliau shalalallahu alaihi wassalam wafat, Jibril memeriksa bacaan Nabi sebanyak dua kali.
Maka amalan paling agung di bulan suci ini adalah membaca Al-Quran dan keadaan yang paling agung ketika membacanya dalam shalat. Keadaan teragung dan yang paling agung saat terawih seperti dalam hadits:
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa yang shalat dalam Ramadhan (dalam kondisi) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”. (Muttafaq alaih)
Menurut Imam Asy-Syafii rahimahullah, waktu paling afdhal qiyamullail setelah bangun tidur. Setelah shalat isya, pulang ke rumah tidak ikut shalat terawih berjamaah untuk tidur. Di malam hari dia bangun untuk shalat malam, namanya tahajud.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ
”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu.” (Al-Isra: 79)
Jadi, banyak dilalaikan orang-orang, mayoritas mereka membaca Al-Quran sambil duduk di luar shalat. Terbaik yaitu, duduklah di atas kursi jika susah berdiri lalu shalatlah. Baca Al-Fatihah sambil berdiri kemudian duduk baca Al-Quran terserah mau berapa hizb, sesuai dengan waktu kita. Berarti kita membaca Al-Quran dalam shalat bukan di luar shalat.