Allah ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An-Nahl: 97)
Tak ada yang dikejar oleh manusia di kehidupan dunia ini kecuali kehidupan yang baik. Si kaya maupun si miskin, raja maupun rakyat jelata semuanya mengejar posisi tersebut. Bahkan adakalanya dengan mengorbankan apapun untuk meraihnya.
Tetapi ternyata, kunci kehidupan yang baik itu hanya dua; yaitu iman dan amal shalih. Tanpa keduanya, seseorang mustahil meraih kehidupan yang baik. Lalu apakah makna dari kehidupan yang baik itu:
Para ulama ahli tafsir menafsirkannya dengan beberapa makna diantaranya:
- Kebahagiaan
- Qonaah (kecukupan)
- Merasakan kelezatan ketaatan
- Ketenangan jiwa dan hati serta tidak terpengaruh dengan adanya yang menggangu ketenangan hatinya, sehingga Allah memberikan rezki yang baik dan halal kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka
- Kehidupan yang baik mencakup seluruh bentuk kelapangan dari segala sisi
Namun ada juga ulama yang menafsirkan dengan kehidupan baik setelah mati yaitu:
- Kehidupan yang baik di akhirat berupa surga
- Kehidupan yang baik di alam kubur
Siapapun yang beriman dan beramal shalih, Allah akan memberinya anugerah kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat. Seperti kata Imam Ibnu Katsir rahimahullah:
“Kehidupan yang baik meliputi kelapangan dari segala sisi,” baik lahir maupun batin.
Jadi ukurannya bukan banyaknya perbendaraan harta tetapi bagaimana koneksinya dengan Allah, tsiqah pada-Nya, tentram dengan kehendak-Nya dan ridha pada-Nya.
Seorang ulama berkata: “Di dunia terdapat surga. Siapa yang belum pernah memasukinya dia tidak akan pernah masuk surga di akhirat.”