Dalam sejarahnya belum pernah ada agama yang menaruh perhatian sangat besar dan memuliakan ilmu sebagaimana Islam. Salah satu perbedaan Islam dan agama lain adalah perhatiannya terhadap ilmu dan ilmuwan. Islam senantiasa menyeru umatnya untuk menggali dan mencari ilmu, oleh karena itu ilmuwan pun mendapatkan perlakuan yang lebih dalam islam, berupa kemuliaan dan kehormatan.
Dalam Al-Quran, kata ‘ilm dan kata jadiannya disebutkan kurang lebih mencapai 800 kali. Syeikh Al-Qordowi dalam telaah beliau terhadap kitab Al-Mu’jam Al-Mufahras li Al-Fadz Al-Quran Al-Karimmenyatakan, bahwa kata ‘ilm (ilmu) dalam Al-Quran baik dalam bentuknya yang definitif (ma’rifah) maupun indenifitif (nakiroh) tersebut sebanyak 80 kali.
Sedangkan kata yang terkait dengan itu seperti kata ‘allama (mengajarkan), ya’lamun, ‘alim, dan seterusnya disebutkan beratus-ratus kali. Kata ‘aql (akal) tidak terdapat dalam bentuk nomina, kata benda (masdar), tetapi yang ada adalah kata al-albab sebanyak 16 kali. Sedangkan kata al-nuha sebanyak 2 kali.
Adapun kata yang berasal dari kata ‘aql itu sendiri sebanyak 49 kali. Kata fiqh muncul sebanyak 2 kali, kata hikmah sebanyak 20 kali, dan kata Burhan sebanyak 20 kali pula. Belum lagi kata-kata yang berkaitan dengan ‘ilm atau fikr lainnya, seperti unzuru, yanzurun dan seterusnya.
Kalualah kita merujuk ke kitab Al-Mu’jam Al-Mufahros li Al-Fazh Al-Ahadits An-Nabawi karangan seorang orientalis yang juga pendeta belanda yang bekerja sebagai profesor Bahasa arab di Universitas Leiden, akan kita dapati bahwa kata ‘ilm tersebut dalam kitab Al-Jami’ AS-Shahih karya Imam Al-Bukhori sebanyak 102 hadits.
Dalam shahih muslim dan lainnya seperti Al-Muwattha’, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Majah terdapat pula bab ilmu. Belum lagi kitab lain, misal Majmu’ Zawaid memuat 84 halaman, Al-Mustadrak karya An-Naisaburi memuat 44 halaman. At-Targhib wat Tarhib karya Al-Mundziri memuat sebanyak 130 hadits. Sedangkan kitab Jam’al Fawaid Min Jami’ Al-Ushul wa Majma’ Az-Zawaid karya Sulaiman memuat 154 hadits tentang ilmu.
Oleh Ust. Heru Kuncoro, Lc. Kepala Bagian Pengembangan Bahasa Ponpes Islam Salman AL-Farisi