“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh anak Adam akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman: Kecuali amalan puasa. Amalan tersebut untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalas puasanya.” (Muslim)
Kebahagiaan tak terkira saat ramadhan mubarak penuh keagungan menyapa kita. Bulan banjir keberkahan, ketaatan, puasa, jihad, sedekah dan bulan Al-Quran. Allah ta’ala telah mengistimewakan ramadhan dari bulan-bulan lainnya dengan menjadikannya sebagai bulan paling utama untuk beribadah khususnya kewajiban puasa.
Banyak hadits mengungkap keutamaan puasa. Salah satunya hadits qudsi di atas. Allah ta’ala berfirman: “Aku sendiri yang akan membalas puasanya.”
Hadits menunjukkan penggadaan amal pahala yang terus menerus berkembang tanpa batas terserah pada kehendak Allah seperti pada firman-Nya:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)
Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu menyebutkan puasa adalah kesabaran. Sedangkan sabar itu ada tiga macam yaitu sabar menjalankan ketaatan, sabar meninggalkan kemaksiatan, dan sabar atas keinginan diri.
Seluruh macam kesabaran tersebut terkumpul pada puasa; sabar meninggalkan syahwat (makan, minum dan kemaluan), sabar meninggalkan maksiat dan sabar menjalankan ketataan. Inilah yang dimaksudkan dalam firman Allah di atas, Allah memberi pahala tanpa batas bagi orang yang berpuasa.
Pada asalnya, seseorang yang melakukan kebaikan Allah akan lipatgandakan pahalanya sebanyak 10 kali seperti dalam surat Al-An’am 160:
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.”
Ini adalah asal, setelah itu pahala berkembang sesuai dengan berbagai faktor seperti jenis amalanya, derajatnya, keutamaannya, waktu dan keikhlasan seseorang. Sebab itu Allah berfirman:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir (sanabil), pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Al-Baqarah: 261)
Kebaikan sedekah dan amalan lainnya dilipatgandakan menjadi 700 kelipatan dan Allah menambah kelipatannya lebih banyak dari itu sampai tak terhingga. Walhasil makna “Kecuali amalan puasa. Amalan tersebut untuk-Ku,” tidak ada yang mengetahui besarnya pahala puasa kecuali Allah. Allah akan melipatgandakannya tanpa batas.
Sebab itu pahala sedekah di bulan ramadhan berbeda di bulan-bulan lainnya. Janganlah seseorang mengharamkan dirinya dengan enggan bersedekah. Jangan pula seseorang meremehkan sedekah meskipun sedikit terumata di bulan ramadhan. Mari bersedekah dan raih pahala tanpa batas!
وَفِيْ
ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (Al-Muthafifin: 27)
Ust. Abdurrahim Ba’asyir,
Lc. Ketua Pembina Yayasan An-Nubala