Mekah dahulu dikenal sebagai kota yang aman tentram dan diliputi kemakmuran. Para penduduknya mendapatkan berbagai kebutuhan hidup, tanpa perlu bersusah payah, bahkan tak perlu meninggalkan kampung halamannya.
Namun, negeri tempat kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam itu Allah takdirkan dilanda bencana kelaparan yang amat parah. Mengapa hal itu terjadi?
Allah Ta’ala berfirman,
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. An-Nahl: 112).
Al-Imam Asy-Syaukani menjelaskan ayat di atas dalam tafsirnya,
وقد اختلف المفسرون هل المراد بهذه القرية قرية معينة ، أو المراد قرية غير معينة؟ بل كل قوم أنعم الله عليهم فأبطرتهم النعمة؟ فذهب الأكثر إلى الأول وصرحوا بأنها مكة ، وذلك لما دعا عليهم رسول الله صلى الله عليه وسلم وقال : « اللّهم اشدد وطأتك على مضر ، واجعلها عليهم سنين كسني يوسف » ، فابتلوا بالقحط حتى أكلوا العظام ، والثاني : أرجح ، لأن تنكير قرية يفيد ذلك ، ومكة تدخل في هذا العموم البدليّ دخولاً أوّلياً . وأيضاً يكون الوعيد أبلغ ، والمثل أكمل ، وغير مكة مثلها . وعلى فرض إرادتها ، ففي المثل إنذار لغيرها من مثل عاقبتها .
Para mufassir berbeda pendapat, apakah yang dimaksud dalam ayat ini adalah negeri yang spesifik atau bukan? Bahkan, apakah yang dimaksud adalah setiap negeri yang Allah beri nikmat kepada mereka (penduduknya), sementara mereka berlaku sombong terhadap nikmat Allah itu?
Mayoritas ulama berpendapat sebagaimana pendapat yang awal, dan menerangkan bahwa negeri yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Mekah. Hal itu, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah mendoakan mereka:
اللّهم اشدد وطأتك على مضر ، واجعلها عليهم سنين كسني يوسف
“Ya Allah, kuatkanlah tekananmu atas Bani Mudhar (penduduk Makkah), dan turunkanlah kepada mereka paceklik seperti paceklik yang terjadi pada zaman Nabi Yusuf.”
Maka terjadilah paceklik sampai mereka hanya bisa memakan tulang belulang.
Pendapat kedua lebih rajih, karena bentuk nakirah lafazh qaryah menunjukkan hal itu. Sementara Mekah termasuk ke dalam keumuman lafazh ini. lagipula, ancaman ini telah sempurna dan perumpamaan itu juga telah sempurna dan seperti itu pula perumpaan selain Mekah. Kendati pun dianggap maksud utamanya adalah Mekah, namun dalam perumpamaan ini juga menjadi peringatan bagi selain kota Mekah, dari sisi dampak akibatnya. (Fathul Qadir, IV/271).
Kisah di atas seyogianya menjadi pelajaran bagi siapa pun, bagi warga negara, terutama para pengelola negara. Jangan sombong/angkuh atas nikmat yang telah Allah berikan.
Perhatikan, ketika masyarakat yang tinggal di sebuah negeri yang dahulu dikenal orang, indah nan elok “gemah ripah loh jinawi,” lalu akhir-akhir ini kerap ditimpa bencana. Maka musibah ini pada dasarnya bukan sekedar faktor alam. Ada gunung meletus, gempa bumi, banjir, entah apa lagi selanjutnya. Semua bencana itu datang bukan kebetulan, tapi atas perintah Tuhan.
Bencana fisik tidak hadir tiba-tiba, tapi ia diundang oleh bencana-bencana lain sebelumnya.
Bencana moral; pembunuhan dan kejahatan seksual. Bencana korupsi, sampai bantuan sosial untuk rakyat miskin pun digasak. Bencana kedaulatan, di mana kekayaan alam terus dikeruk oleh aseng dan asing, dijebak dengan lilitan hutang serta berbagai penjajahan ekonomi. Bencana kesejahteraan, tatkala BBM merangkak naik, harga Sembako meroket, kemiskinan merajalela. Bencana politik, ketika syahwat kekuasaan dicengkram oleh oligarki yang tak mau diganti.
Bencana ketidakadilan dan penistaan, di mana Islam jadi obyek olok-olokan, ulamanya dijebloskan ke terali besi, aktivisnya dibantai sadis, sementara para buzzer dipelihara bahkan diberi jatah kursi komisaris. Konsep syariah khilafah ditentang dengan sumpah serapah dengan tuduhan ideologi radikalis teroris, tapi masyarakat kian dibuat lupa bahaya laten komunis. Dan berbagai bencana lainnya.
Dari gambaran di atas, ketika kondisi bangsa kian lama kian terpuruk, apakah kita masih merasa dengan ancaman Allah?
أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Qs. Al-A’raf: 99).
Jika Mekah, di mana ada Baitullah terletak di dalamnya, penduduknya saja tak luput dari adzab Allah, apalagi negeri kita yang bukan kota suci.
Mari selamatkan negeri ini, dengan bebenah diri. Solusi salah urus negara, hanyalah dengan mengembalikan tata kelolanya kepada aturan Tuhan. Tinggalkan segala kemunkaran, menuju ketakwaan individual, komunal, struktural dengan gerakan taubatan nasuha nasional.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…” (QS. Al-A’raf: 96).
Tak lupa, mari tengadahkan tangan, di tempat dan waktu-waktu mustajab, semoga Allah memberikan keselematan bagi kaum muslimin di negeri ini.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
أَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
أَللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا إِنْدُوْنِيْسِيْا هَذِهِ بَلْدَةً طَيِّبَةً تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ يَا حَيٌّ يَا قَيُّومٌ! هَذَا حَالُنَا لَايَخْفَى عَلَيْكَ
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Ya Allah ampunilah kami, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, ampinilah kaum muslimin dan muslimat.
Ya Tuhanku, jadikan negeri ini negeri yang aman, jauhkanku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.
Ya Allah, jadikanlah negeri kami sebagai negeri yang maju yang Engkau ridai. Jadikanlah bangsa kami sebagai bangsa yang saleh dan taat pada kehendak-Mu.
Ya Allah, Jadikan negeri kami Indonesia ini sebagai negeri yang baik, yang berjalan (berlaku) hukum-hukum-Mu dan sunnah Rasul-Mu di dalamnya. Wahai Rabb Yang Mahahidup dan Yang berdiri sendiri (tidak membutuhkan yang lain, bahkan yang lain butuh kepada-Nya), inilah kondisi kami, tidak ada yang tersembunyi atas-Mu.
Ya Allah Tuhan kami. Hindarkanlah kami dari malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemunkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Amin.