Ulama asal Sudan, Syeikh Fakhruddin berminat menerapkan konsep pendidikan Pondok Pesantren Salman Al-Farisi di Afrika. Bahkan meminta saran Direktur Pondok, Ust Sanif Alisyahbana, Lc untuk mewujudkannya beberapa hari lalu saat berkunjung ke pesantren, Jumat (9/11/2018).
Lalu bagaimana model pendidikan tahafizh Al-Quran di Ponpes Salman Al-Farisi yang ingin diadopsi Syeikh Fakhruddin? Berikut kami ringkaskan penjelasan Direktur Pondok tentang konsep pendidikan tahfizh di Salman:
Seluruh santri tidak diperkenankan menghafal Al-Quran sampai mereka selesai program khusus persiapan menghafal. Program ini ditujukan kepada seluruh santri baru tanpa terkecuali meskipun mereka sudah memiliki modal hafalan sebelumnya. Dilaksanakan selama 6 bulan. Bagi santri yang gagal diwajibkan mengulangi kembali pelajaran yang lemah sampai berhasil.
Selama 6 bulan, santri belajar berinteraksi dengan Al-Quran. Pembimbing akan melakukan kontrol seberapa sering pergaulan mereka dengan Al-Quran. Setiap hari, minimal santri membaca 3 lembar mushaf. Jika jujur, mereka akan lancar membaca Al-Quran. Makin banyak mereka membaca, semakin lancar tilawahnya.
Tetapi bila tilawahnya masih terpotong-potong, pembimbing akan melakukan pengawasan lebih khusus agar santri lebih mencintai Al-Quran. Targetnya, selama setengah semester santri sudah khatam 30 kali.
Santri juga akan menyantap pelajaran tajwid dan tahsin dari dasar. Ponpes Salman Al-Farisi menggunakan Kitab Karima Dasar dan Karima Tahsin. Ditunjang dengan metode ketuk dan talqin. Semuanya diajarkan secara mulazamah atau face to face. Santri belajar satu persatu dengan guru. Setelah dinilai berhasil menyelesaikan Kitab Karima Dasar, barulah santri diizinkan belajar Kitab Karima Tahsin.
Setelah 6 bulan melewati program khusus ini, santri dianggap telah siap menghafal Al-Quran Al-Karim. Ust. Sanif Menjelaskan, bila santri tidak memiliki interaksi yang baik dengan Al-Quran dan tidak memiliki kemampuan tajwid yang baik dia akan kesulitan menghafal Al-Quran. Tetapi bila bacaannya sudah benar, mudah ia menghafalnya atas izin Allah.
Artikel ini ditulis dalam dua tulisan, klik tautan ini untuk membaca artikel lanjutannya.