Ada sekitar 200 ayat di dalam Al-Qur’an yang membicarakan tentang air serta hal yang berkaitan dengannya, misalnya mata air, hujan, laut, sungai, awan dan lain-lain. Hal ini menandakan, air adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan.
Dalam tafsir ilmi, diungkapkan bahwa adanya air di bumi adalah salah satu keajaiban. Berbagai proses di permukaan bumi, termasuk proses-proses kehidupan, berlangsung dengan perantaraan air. Air juga merupakan zat yang ajaib karena memiliki sifat-sifat yang memungkinkannya bereaksi dan berinteraksi baik secara fisik maupun kimia dengan benda-benda lain secara khas pula. Keberadaan air di bumi adalah keistimewaan tersendiri karena secara teoritis kemungkinan keberadaan air pada suatu tempat di alam semesta, selain bumi, kecil sekali.
Kenyataan lainnya memperlihatikan bahwa keberadaan molekul air dalam bentuk cair di bumi tampak sangat vital bagi terdapatnya kehidupan di bumi. Jarak antara orbit bumi terhadap matahari yang sedemikian rupa sehingga molekul-molekul air bumi sebagian besar selalu tersedia dalam fasa cair, menyebabkan bumi menjadi tempat yang layak huni bagi makhluk hidup.
Sekitar 71% permukaan bumi tertutup oleh air dan lautan mengandung sekitar 96,5% dari seluruh air bumi. Pada beberapa organisme, 90% berat tubuhnya berasal dari air. Bagi manusia, laki-laki dewasa memiliki kandungan air pada tubuh sekitar 50–70% berat badan, sedangkan bagi perempuan adalah antara 45–65%.
Sebagai bukti mukjizat Al-Qur’an, sebelum adanya penelitian dan berkembangnya ilmu pengetahuan seperti saat ini, 14 abad yang lalu Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, telah berbicara soal air sebagai sumber kehidupan.
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup, apakah mereka beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30).
Ayat di atas mengisyaratkan, semua makhluk hidup di bumi ini diciptakan dari air sebagai komponen utamanya atau bahwa setiap makhluk hidup berasal dari dalam air. Hal ini ditegaskan dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كُلُّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنْ مَاءٍ
“…Segala sesuatu diciptakan dari air…” (HR. Ahmad).
Tampaknya dengan ketersediaan air yang menjadi unsur penting penopang kehidupan itulah maka manusia ditempatkan di bumi, bukan di planet lain. Hanya saja seringkali manusia tak menyadari hal itu dan tidak mensyukurinya.
وَلَقَدْ مَكَّنَّٰكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَٰيِشَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur. (al-A‘rāf/7: 10).
ِAl-Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat tersebut, bahwa salah satu sumber kehidupan itu adalah sungai yang tentunya tempat air mengalir dan awan tempat diturunkannya hujan.
يقول تعالى ممتنا على عبيده فيما مكن لهم من أنه جَعَل الأرض قرارًا، وجعل لها رواسي وأنهارًا، وجعل لهم فيها منازل وبيوتًا، وأباح منافعها، وسَخَّر لهم السحاب لإخراج أرزاقهم منها، وجعل لهم فيها معايش، أي: مكاسب وأسبابًا يتجرون فيها، ويتسببون أنواع الأسباب، وأكثرهم مع هذا قليل الشكر على ذلك
Allah Swt. berfirman, mengingatkan kepada hamba-hamba-Nya perihal karunia yang telah Dia berikan kepada mereka, yaitu Dia telah menjadikan bumi sebagai tempat tinggal mereka, dan Dia telah menjadikan padanya pasak-pasak (gunung-gunung) dan sungai-sungai, serta menjadikan padanya tempat-tempat tinggal dan rumah-rumah buat mereka. Dia memperbolehkan mereka untuk memanfaatkannya, dan menundukkan awan buat mereka untuk mengeluarkan rezeki mereka dari bumi. Dia telah menjadikan bagi mereka di bumi itu penghidupan mereka, yakni mata pencaharian serta berbagai sarananya sehingga mereka dapat berniaga padanya dan dapat membuat berbagai macam sarana untuk penghidupan mereka. Tetapi kebanyakan mereka amat sedikit yang mensyukurinya. (Tasir Ibnu Katsir, 3/390)
Semoga kita bisa memanfaatkan anugerah air dengan baik, menghemat saat pemakaian dan tidak mencemarinya, sebagai bentuk rasa syukur.