Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” (An-Nisa: 136)
Ayat yang mulia ini ditujukan kepada orang beriman dengan tuntutan agar orang beriman itu iman.
“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah!”
Pertanyaannya, mengapa Allah menuntut orang beriman untuk beriman? Apa maksudnya?
Sesungguhnya ayat ini menuntut orang beriman agar senantiasa memperbarui iman. Sebab iman memerlukan pembaharuan dari waktu ke waktu.
Pembaharuan atau update iman sangat penting bagi setiap muslim. Karena seorang muslim sangat mungkin disibukkan dengan amal dakwah, pendidikan, manajerial, organisasi dan lainnya.
Amal-amal tersebut sangat menyita waktu sehingga waktu untuk memperhatikan amalan hati berkurang. Padahal seorang hamba berjalan menuju Allah dengan hatinya, bukan dengan anggota badannya.
Posisi anggota badan dalam kebaikan tidak lain hanyalah refleksi dari keshalihan hati. Bila hati baik, seluruh anggota badan akan turut baik. Tetapi jika hati terabaikan, maka amalan anggota badan yang baik bisa menjadi rusak, kita berlindung dari musibah ini.
Tersitanya waktu dengan mengabaikan amalan hati karena sibuk dengan amalan badan, mengakibatkan peremehan. Sehingga berkuranglah sebagian dari makna iman batin dari hati dan keikhlasannya.
Seorang hamba, harus mencharge hatinya setiap saat. Agar iman kembali bersemi, agar terus teguh dalam agama ini.