Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
“Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?” (QS. Yasin: 68)
Faedah Ayat
Dalam surat Yasin ini, Allah berfirman mengenai umur manusia. Ketika seseorang dipanjangkan umurnya, maka ia dikembalikan lagi dalam keadaan lemah setelah sebelumnya dalam keadaan kuat. Seperti fiman Allah:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar-Ruum: 54)
Surat Yasin mengajak kita untuk berpikir tentang umur, “Maka apakah mereka tidak memikirkan?” Jika kita tidak memanfaatkan usia muda kita maka kita akan menyesalinya saat tua nanti. Bisa jadi ketika tua keinginan kita untuk belajar Al-Quran kuat, sayangnya fisik kita telah lemah.
Orang yang paling baik yaitu mereka yang memiliki umur panjang dengan berbagai macam amalan kebaikan yang istiqamah. Seperti sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“(Orang yang paling baik adalah) yang panjang umur dan baik pula amalnya.” (HR. Tirmidzi, Ahmad)
Sebaliknya orang yang paling buruk adalah orang yang sudah tua namun dalam pikirannya hanya harta. Dalam hadits disebutkan;
يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ وَتَشِبُّ مِنْهُ اثْنَتَانِ الْحِرْصُ عَلَى الْمَالِ وَالْحِرْصُ عَلَى الْعُمُرِ
“Ada yang sudah tua dari usia, namun masih bernafsu seperti anak muda yaitu dalam dua hal: tamak pada harta dan terus panjang angan-angan (ingin terus hidup lama).” (HR. Muslim)